Kamis, 03 Juli 2008

Makalah TPI

Krismon1 : ANALISIS PENGARUH GEJOLAK POLITIK DAN REGULASI TERHADAP GEJOLAK EKONOMI MONETER E-mail

Diambil dari http://www.tumoutou.net/702_04212/kardiman.htm

Pencarian thd penyebab masalah krismon di Indonesia 1998.

Ini baru ada ttg moneter vis a vis relation to geo-politics condition.

Not related much with property.

© 2002 Kardiman Posted: 3 April 2002 [rudyct]

Makalah Falsafah Sains (PPs 702)

Program Pasca Sarjana / S3

Institut Pertanian Bogor

Maret 2002

Dosen:

Prof Dr Ir Rudy C Tarumingkeng (Penanggung Jawab)

ANALISIS PENGARUH GEJOLAK POLITIK DAN REGULASI TERHADAP GEJOLAK EKONOMI MONETER DI INDONESIA

Oleh :

Kardiman

A.546010171

E-mail: sangir45@yahoo.comThis e-mail address is being protected from spam bots, you need JavaScript enabled to view it

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehidupan politik Indonesia menuju ke arah demokrasi, namun masih mencari bentuk demokrasi yang macam apa yang cocok diterapkan di Indonesia. Semenjak kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus tahun 1945 sampai tanggal 1 Oktober 1966 yaitu masa presiden pertama Ir. Seokarno berkuasa, demokrasi diarahkan mendekati demokrasi terpimpin (orde lama).

Pada masa Soeharto tahun 1966 sampai tahun 1998, selama 32 tahun Indonesia berada pada rezim militer Orde Baru yang diwarnai banyaknya praktek Kolusi, Korupsi dan Nepotisme. Demokrasi disini sering disebut demokrasi Panca Sila.

Setelah orde baru berkuasa tepatnya tanggal 21 Mei 1998, kehidupan politik mengalami gelombang sangat besar ibarat kapal tak obahnya menghadapi badai yang dahsyat. Selama 32 tahun negara Indonesia hanya memiliki satu orang presiden, sejak tahun 1998 sampai tahun 2001, Indonesia telah memiliki 3 orang presiden. Pada zaman Soeharto jarang dijumpai adanya demonstrasi masal, sejak tahun 1998 demonstrasi merupakan kejadian sehari-hari, yang dilakukan oleh makin banyak kelompok (pressure group) dengan spekrum politik yang beragam.

Kejadian-kejadian diatas kalau dilihat dari kacamata sikap prilaku adalah proses transisi menuju demokrasi yaitu munculnya masyarakat yang madani, masyarakat yang berhak menentukan sikap diri, kehidupannya sendiri. Walaupun masyarakat semasa Soeharto sangat stabil dibawah tangan besi, tiba-tiba mendadak menjadi labil.

Soeharto pada tanggal 21 Mei 1998 digantikan oleh Prof. Habibie. Masalah yang dihadapi Prof. Habibie adalah masalah keabsaannya sebagai kepala pemerintahan karena dianggap sebagai kepanjangan tangan dari Soeharto. Tugas Prof. Habibie hanya sebagai orang yang mempersiapkan Pemilihan Umum untuk mendapatkan seorang presiden yang dipilih rakyat.

Pada tanggal 28 Oktober 1999 dilakukan pemilihan umum, melalui proses yang unik maka terpilihlah KH. Abdurrahman wahid sebagai presiden secara demokratis oleh anggota-anggota MPR.

Pemerintahan KH. Abdurrahman wahid ditandai dengan Instabilitas yang tinggi. Sebagian disebabkan oleh gaya kepemimpinannya yang sering meremehkan persoalan-persoalan yang dihadapinya serta sikapnya yang keras kepala dan kurang peduli terhadap penggalangan kerjasama yang baik dengan kekuatan-kekuatan politik yang ada dan sebagian disebabkan oleh sikapnya yang terlalu berani melakukan restrukturisasi militer dan menghidupkan kembali marxisme dan sebagian oleh goncangan-goncangan lawan politiknya. Sehingga pemerintahan KH. Abdurrahman wahid ditandai dengan badai politik yag terus menerus memanas sehingga orang kelelahan, apa lagi keadaan ekonomi yang buruk.

Pada tanggal 23 Juli 2001 KH. Abdurrahman Wahid diberhentikan jadi presiden melalui sidang istimewa MPR. Megawati Soekarno Putri segera dilantik sebagai presiden. Walaupun pada pemilihan umum tahun 1999, PDI-P adalah pemenang Pemilu, namun kelemahan PDI-P pada waktu itu adalah lamban dalam membentuk koalisi dengan partai-partai lain. Kelambanan dalam membentuk koalisi ini menyebabkan kursi kepresidenan lolos dari tangan partai PDI-P pada tahun 1999.

Umumnya setiap pergantian presiden terjadi gejolak politik sekaligus gejolak ekonomi atau sebaliknya gejolak politik diawali dengan gejolak ekonomi sehingga antara politik dan ekonomi tak obahnya seperti dua sisi mata uang dimana yang satu tak dapat dipisahkan dengan yang lainnya. Konsekuensi lain dari setiap pergantian pimpinan adalah terjadinya perubahan aturan-aturan atau regulasi sesuai zamannya dan ini salah satu ciri negara berkembang atau menuju kematangan demokrasi.

Berhubung sulitnya data pada zaman Orde Lama, makalah ini dibatasi kajian tentang hubungan antara gejolak politik regulasi dengan gejolak ekonomi berdasarkan data tahun 1995 -2001.

B. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka batasan masalah yang dibahas adalah :

1. Bagaimana hubungan gejolak politik regulasi dengan gejolak ekonomi moneter di Indonesia semenjak tahun 1995-2002.

2. Faktor dominan apa saja dari politik regulasi dan ekonomi yang perlu diwaspadai untuk masa datang ?

C. Tujuan Penulisan Makalah

1. Untuk melihat bubungan antara gejolak politik regulasi dengan gejolak ekonomi meneter di Indonesia tahun 1995-2002.

2. Mengkaji faktor dominan apa saja yang perlu diwaspadai dimasa datang berkenaan dengan politik regulasi dan ekonomi ?

Sedangkan Kegunaan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk menambah wawasan penulis tentang politik regulasi dan ekonomi sekaligus sebagai tugas perorangan mata kuliah Falsafah Sains dibawah asuhan dosen Prof. DR. Rudy C. T tahun 2002 di IPB.

2. Dapat menjadi sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu pengetahuan dimasa datang terutama bagi pembaca makalah ini.

II. LANDASAN TEORI, HIPOTESIS DAN METODOLOGI

A. Landasan Teori

1. Pengertian tentang Politik dan Regulasi

Menurut Ibnu Khaldun dan Thomas Hobes dalam buku Abdulwahab-Al-Affendy (1998 : h. 9-10) Politik itu berkaitan dengan kekuasaan dalam suatu negara. Kekuasaan timbul karena 3 cara :

1. Kekuasaan karena kuat secara fisik, atau identik hukum rimba dimana yang kuat akan menguasai yang lemah dalam suatu wilayah jajahannya.

2. Kekuasaan karena rasional pemikiran, yaitu pertimbangan atas pemikiran seperti baik atau buruk, sejahtera atau tidak, untung apa rugi dan sebagainya.

3. Kekuasaan karena adanya upaya untuk mendapatkan harapan hidup yang baik di dunia dan akhirat.

Jadi titik puncak dari pengertian kekuasaan menurut Ibnu Khaldun dan Thomas Hobes adalah kebenaran. Pengertian politik yang hakiki adalah setiap upaya untuk mencapai kekuasaan hendaknya digunakan dalam menegakkan kebenaran.

Menurut buku Abdul Muis (2000 : h. 6) Politik adalah segala upaya yang dilakukan dengan cerdas, pintar, licik dengan tujuan untuk menguasai masyarakat dan negara.

Upaya politik akan menghasilkan kekuasaan, pimpinan yang memegang kekuasaan akan menjalankan segala peraturan yang disebut dengan Regulasi. Pengertian regulasi secara lengkap adalah :

Menurut Prof. DR. Isang Gonarsyah (2001) PPs-IPB, regulasi adalah “upaya sadar oleh individu atau kelompok individu untuk mempengaruhi sikap dari individu atau organisasi lainnya. Sifat regulasi berusaha membatasi prilaku sesorang atau kelompok.

Menurut Stigler regulasi adalah tanggapan pemerintah atas permintaan regulasi oleh kelompok-kelompok orang atau lapisan masyarakat agar kepentingannya terpenuhi walau terkadang merugikan kelompok lain.

2. Pengertian tentang Ekonomi Moneter.

Ekonomi moneter adalah ekonomi yang membahas tentang peredaran uang, nilai tukar, suku bunga, indeks harga saham, kebijakan harga, tingkat inflasi dan lain-lain. Dalam makalah ini hanya akan dibahas beberapa dari indikator moneter diatas sebagai berikut :

a. Pengertian tentang Nilai Tukar Rupiah terhadap Mata Uang Asing

(Foreign Exchange Rate)

Perdagangan yang dilakukan antara dua negara tidaklah semudah yang dilakukan dalam satu negara, karena mesti memakai dua mata uang yang berbeda misalnya antara negara Indonesia dan Amerika Serikat, Pengimpor Amerika harus membeli rupiah untuk membeli barang-barang dari Indonesia. Sebaliknya Pengimpor Indonesia harus membeli Dollar Amerika untuk menyelesaikan pembayaran terhadap barang yang dibelinya di Amerika. Menurut Sadono Sukirno (1976 h. 292) besarnya jumlah mata uang tertentu yang diperlukan untuk memperoleh satu unit valuta asing disebut dengan kurs mata uang asing.

Besarnya keinginan untuk mendapatkan suatu mata uang dalam kajian makalah ini bukanlah untuk menyimpannya tapi untuk digunakan bagi membayar pembelian barang-barang dari luar negeri, maka sifat permintaannya berkaitan erat dengan sifat permintaan ke atas barang-barang dari luar negeri tersebut, bila harga-harga lebih mahal maka permintaannya berkurang atau sebaliknya, bila harga-harga lebih murah maka permintaannya akan bertambah.

Beberapa faktor penting yang mempunyai pengaruh atas perubahan kurs pertukaran menurut Sadono Sukirno (1976 h. 296) adalah :

1. Perubahan dalam cita rasa masyarakat. Bila penduduk suatu negara lebih menyukai barang-barang dari negara lain maka nilai mata uang asing tersebut akan semakin naik.

2. Perubahan harga dari barang-barang ekspor. Semakin tinggi harga barang yang akan diekspor, semakin turun nilai mata uang pengekspor tersebut.

3. Kenaikan harga-harga umum (inflasi). Semakin tinggi tingkat inflasi negara pengeskpor semkain turun nilai mata uang negara tersebut.

4. Perubahan dalam tingkat bunga dan tingkat pengembalian investasi. Semakin tinggi tingkat bunga investasi di negara tersebut semakin tinggi nilai mata uang negara tersebut.

5. Perkembangan ekonomi. Semakin banyak nilai ekspor suatu negara semakin kuat nilai mata uang negara tersebut.

b. Pengertian Pasar Modal

Pengertian pasar modal sering disamakan dengan pasar uang. Pada hal kedua pasar tersebut memiliki perbedaan yang jelas yaitu :

Pasar Uang menurut Sirait (1995: h.365) adalah pasar abstrak yang berkaitan dengan instrumen keuangan jangka pendek seperti deposito, surat berharga (commercial paper) meliputi Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Surat Berharga Pasar Uang (SBPU).

Pengertian pasar modal adalah :

Pasar modal menurut Sirait (1995: h. 365) adalah pasar konkrit atau abstrak yang mempertemukan pihak yang menawarkan dan yang memerlukan dana jangka panjang, yaitu jangka waktu satu tahun ke atas.

Pasar modal menurut Scott dalam Dahlan Sirait (1995:h.365) adalah pasar untuk dana jangka panjang dimana saham biasa, saham preferen dan obligasi diperdagangkan.

Dari pengertian di atas dapat dilihat perbedaan antara pasar uang dengan pasar modal. Pasar uang berkaitan dengan dana jangka pendek sedangkan pasar modal berkaitan dengan dana jangka panjang yaitu 1 tahun ke atas.

Pengertian pasar modal adalah pasar untuk dana jangka panjang dalam bentuk obligasi atau saham. (Drs.Soemasono, 1995 :h.37)

Menurut Sharpe at al (1995:h.9) Cara untuk membedakan pasar sekuritas berhubungan dengan jangka waktu aset finansial. Pasar uang (money market) biasanya meliputi aset finansial yang memiliki jangka waktu satu tahun atau kurang, sedangkan pasar modal (capital market) meliputi aset finansial yang memiliki jangka waktu lebih dari satu tahun.

Menurut pengertian di atas maka surat hutang departemen keuangan diperdagangkan di pasar uang dan obligasi pemerintah diperdagangkan di pasar modal.

B. Tinjauan Kepustakaan

1. Politik Regulasi dan Ekonomi

Menurut Rachbini (2000 : h. 22) antara politik regulasi dengan ekonomi tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Politik erat kaitannya dengan kekuasaan yang dapat menguasai sumber daya ekonomi. Untuk membangun ekonomi suatu masyarakat, harus memiliki kekuatan dalam mempengaruhi kebijakan secara politik ditingkat pembuat kebijakan itu sendiri.

2. Kriteria pembelian suatu saham 1

Pembelian suatu saham didasarkan pada 3 dasar yaitu :

a. Keamanan (safety) dengan indikator debet rasio atau rasio

hutang terhadap nilai aset yang harus dipantau dari waktu ke waktu atau cash flow berjalan baik.

b. Likuiditas saham, meliputi minimum perdagangan $ 1 juta per hari.

c. Tingkat return atau dividen, ditandai dengan nilai alpha adalah positif dengan tingkat resiko rendah.

Selain faktor di atas Pasar Modal Indonesia ditentukan juga oleh faktor politik dan kondisi hukum di Indonesia (law enforcement) dan dukungan pemerintah reformasi pada dunia usaha.

C. Hipotesis

Berdasar latar belakang, landasan teori dan daftar pustaka dapat ditarik suatu hipotesis sebagai berikut :

1. Diduga setiap pergantian presiden di Indonesia terjadi gejolak politik dan regulasi sehingga mengakibatkan gejolak ekonomi. Hal ini ditandai dengan semakin turunnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika (kurs riil) dan turunnya indeks harga saham di BEJ.

D. Metode Penelitian

Motode penelitian yang dilakukan adalah metode telaah data sekunder dari Bank Indonesia dan Bursa Efek Jakarta, yaitu data tentang nilai Kurs Rupiah terhadap Dollar Amerika, data indeks harga saham pertanian enam tahun terakhir (1995-2001).

a. Waktu penelitian

Penelitian dilakukan selama satu bulan yaitu 6 Januari 2002 sampai 1 Februari 2002 di Bank Indonesia dan di Bursa Efek Jakarta.

b. Tempat penelitian

Penelitian dilakukan di perpustakaan Bank Indonesia, di Bursa Efek Jakarta dan di beberapa perpustakaan lainnya.

E. Model Analisis

Model analisis yang digunakan adalah :

1. Kurs riil = Rp/$ x Pd / Pf (Mankiw 2000 :h.192)

Kurs riil = syarat perdagangan (term of trade)

Rp = rupiah

$ = dollar Amerika

Pd = harga dalam negeri (domestik)

Pf = harga di Amerika (foreign)

2. Regresi linier sederhana (Sharpe, 1995 : h.206) :

ri = a + brI + e


.............................................. (1)

ri = nilai kurs riil untuk periode tertentu.

r1 = masa gejolak politik

a = notasi titik potong atau nilai rata-rata prediksi jika r1 = 0

b1 = slope atau sensitivitas perubahan jika r1 berubah 1 satuan

e = kesalahan prediksi atau penyebab oleh faktor lainnya

3. Analisis perbandingan kurva periode pergantian presiden dan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika (kurs riil) dan indeks harga saham gabungan pertanian di Bursa Efek Jakarta secara time series.

BAB III

GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

A. Tinjauan Umum tentang Politik di Indonesia

Menurut UUD 1945 bahwa kedaulatan tertinggi ada di tangan rakyat dilaksanakan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Presiden dipilih secara demokratis oleh MPR, sementara MPR dipilih oleh rakyat melalui Pemilihan Umum.

Tidak semua presdien Indonesia dipilih secara demokrasi yang sesungguhnya. Presiden pertama Soekarno dipilih secara darurat, presiden kedua Soeharto dipilih melalui tragedi G 30 S PKI dan presiden ketiga yaitu wakil presiden Prof.DR.Habibie diangkat jadi presiden karena menggantikan Presiden Soeharto.

Presiden pertama yang diangkat melalui pemilihan yang demokratis oleh anggota MPR adalah KH. Abdurrahman Wahid walaupun melalui proses yang kompleks dan menarik, setelah itu adalah Megawati Soekarno Putri sebagai presiden kelima RI.

Setiap presiden dari lima presiden diatas memiliki masalah dan tantangan yang berbeda-beda sesuai dengan situasi zamannya masing-masing, presiden pertama menghadapi masalah yang sangat susah karena masa peralihan dengan sarana dan prasarana yang sangat minim terutama sumber daya manusia dengan mutu sangat rendah, presiden kedua menghadapi konflik blok barat dan blok timur diawal jabatannya sebagai presiden, setelah itu menghadapi masalah Korupsi, Kolusi dan Nepotisme yang sangat parah sehingga Indonesia berada pada titik bangkrut dari segi ekonomi, gejolak sosial politik dan disintegrasi bangsa sehingga Indonesia hampir terpecah-pecah menjadi negara-negara kecil.

Presiden ketiga Prof.Habibie bermasalah karena kurang mendapat dukungan dari masyarakat dan partai politik yang ada sebab dianggap sebagai kepanjangan tangan dari pemerintahan Soeharto, tidak ada kestabilan politik dan ekonomi, lepasnya Timor Timur dari pangkuan Negara Kesatuan RI.

Presiden keempat menghadapi masalah karena menjabat pada masa peralihan dari bentuk pemerintahan militer ke pemerintahan sipil disamping itu sifatnya memang kontroversial dan sangat berani akhirnya tidak didukung lagi oleh partai politik di MPR. Pada masa KH.Abdurrahman Wahid tidak ada ketenangan di masyarakat sehingga pertumbuhan ekonomi sulit dicapai.

Presiden kelima, tantangan yang dihadapi cukup kompleks terutama menghadapi masalah hutang luar negeri RI yang sangat besar, disintegrasi bangsa, adanya trauma masa lalu yaitu Korupsi, Kolusi dan Nepotisme gaya baru dengan pelaku yang baru, serangan dari pihak Islam yang radikal, mereka khawatir kalau Megawati banyak dipengaruhi oleh penasehat politiknya dari kaum Kristen dan sebagainya.

B. Tinjauan tentang Moneter Indonesia

Kebijakan Moneter biasanya dilakukan oleh Bank Indonesia yang merupakan Bank Sentral, yaitu suatu bank yang diberi tugas oleh Pemerintah untuk mengatur jumlah uang yang beredar, tingkat suku bunga Bank Indonesia, nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing (kurs), mengatur dan mengawasi kegiatan badan-badan keuangan yang terdapat dalam perekonomian.

Secara garis besar tugas-tugas dari Bank Indonesia yang diberikan oleh pemerintah adalah :

o Bertindak sebagai bank kepada pemerintah (mencetak obligasi)

o Bertindak sebagai bank kepada bank-bank umum (lender of last resort)

o Mengawasi kegiatan bank umum dan badan-badan keuangan lainnya (kebijaksanaan moneter).

o Mengawasi keseimbangan kegiatan perdagangan luar negeri (mengatur nilai kurs).

o Mencetak uang logam dan uang kertas yang diperlukan untuk melancarkan kegiatan produksi dan perdagangan (money demand and money supply)

C. Tinjauan Umum tentang Pasar Modal (BEJ)

Pasar modal Indonesia sebenarnya dimulai sejak Pemerintah Hindia Belanda dengan didirikannya Bursa Efek di Batavia tanggal 14 Desember 1912 yang diselenggarakan oleh Vereniging Voor de Effectenhandel. Tujuan pendirian bursa efek waktu itu adalah dalam rangka memupuk sumber pembiayaan bagi perkebunan milik Belanda yang tumbuh secara besar-besaran di Indonesia.

Semenjak berdiri pada tahun 1912 oleh Pemerintah Hindia Belanda yang waktu itu dinamakan Bursa Efek Batavia sampai sekarang Bursa Efek Jakarta telah berkembang dengan pesat, jika pada tahun 1977 hanya ada 24 perusahaan yang go publik dengan dana Rp 131,1 miliar, tahun 1991 ada 145 perusahaan go publik dengan dana yang dihimpun 16,4 triliun, tahun 1993 ada 231 perusahaan go publik dengan dana dihimpun Rp 106,99 triliun dan pada tahun 1998 ada sekitar 259 perusahaan yang sudah go publik dengan dana dihimpun sekitar Rp 180 triliun.

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Pergantian Presiden dan Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika

Nilai tukar (kurs) terbagi dua yaitu nilai tukar nominal dan nilai tukar riil. Untuk melihat perubahan nilai tukar nominal rupiah terhadap dollar Amerika atau tingkat Volatilitas nilai tukar rupiah selama enam tahun terakhir dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

Pada Gambar 1 dapat dilihat bahwa dari tahun 1995 sampai pertengahan tahun 1997 nila tukar rupiah terhadap dollar Amerika cukup stabil berkisar Rp 2000 / $ dan Rp 3000 / $. Akhir tahun 1997 terjadi tekanan terhadap mata uang regional negara-negara ASEAN sehingga berpengaruh pada mata uang rupiah. Soeharto masih menjabat sebagai Presiden hasil Pemilu tahun 1995.

Krisis moneter mulai terjadi pada awal tahun 1998 yaitu terjadinya tekanan yang sangat kuat terhadap nilai tukar rupiah dari Rp 3000 / $ ke sekitar Rp 10.000,- / $. Bulan Maret 1998 sempat menguat ke level Rp 8.000,- /$ namun eskalasi suhu politik semakin meningkat seperti adanya demonstrasi besar-besaran anti Orde Baru, anti Soeharto dan penembakan terhadap para aktivis di Semanggi I, Semanggi II, penembakan mahasiswa Trisakti dan mahasiswa Atma Jaya sampai pada puncaknya pendudukan gedung MPR dan DPR oleh mahasiswa dan aktivis reformasi. Pada tanggal 21 Mei 1998 Soeharto terpaksa mengundurkan diri, nilai tukar rupiah sempat mencapai level sekitar Rp 15.000 / $.

Setelah Soeharto mengundurkan diri lalu digantikan oleh Wakil Presiden Prof. Habibie nilai tukar rupiah kembali normal dari Rp 15.000,- / $ ke tingkat Rp 8.000,- / $. Namun adanya kesangsian pihak yang anti Orde Baru kepada Prof.Habibie sebagai kepanjangan tangan Soeharto maka demonstrasi kembali memanas agar segera diadakan Pemilihan Umum. Eskalasi politik kembali menyebabkan tekanan terhadap nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ke level Rp 8.500 / $.

Pada tanggal 20 Oktober 1999 Prof.Habibie diberhentikan sebagai presiden dan diganti dengan KH.Abdurrahman wahid (Gus Dur), nilai tukar rupiah menguat ke level Rp 7000,- / $. Karena sifat presiden terpilih ini yang kontroversial dan plin-plan, pada pertengahan tahun 2000 suhu politik kembali memanas dengan kasus Bulog Gate I. Dalam kasus Bulog Gate I KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dilibatkan sebagai orang yang ikut mencairkan dana non-budgeter Bulog kepada tukang pijitnya Suwondo dan kasus Brunei Gate yang bernuansa politis untuk menjatuhkan Gus Dur. Pada akhir tahun 2000 Nilai tukar rupiah kembali ke level Rp 11.000,- / $. Pertengahan tahun 2001 yaitu menjelang sidang istimewa MPR untuk menjatuhkan Gus Dur eskalasi politik menyebabkan ketidakpastian dibidang ekonomi dan bisniss sehingga nilai tukar rupiah mencapai Rp 12.000,- / $. Pada tanggal 23 Juli 2001 KH. Abdurrahman Wahid diberhentikan sebagai presiden oleh MPR yang diawali dengan adanya Dekrit Gus Dur yang tidak mendapat dukungan dari Angkatan Bersenjata. Megawati selaku Wakil Presiden diangkat menjadi Presiden dengan DR.Hamzah Haz sebagai Wakil Presiden.

Setelah Megawati diangkat menjadi Presiden dan Hamzah Haz sebagai wakil presiden pada tanggal 23 Juli tahun 2001 sampai akhir tahun 2001 suhu politik kembali normal, nilai tukar rupiah stabil pada kisaran Rp 10.000,- / $. Menurut prediksi analis nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika cenderung stabil bahkan menguat karena optimisme pada stabilitas keamanan, stabilitas politik, sosial pada pemerintahan Megawati. Namun dipihak lain terjadi goncangan ekonomi dunia yaitu serangan teroris pada gedung WTC New York sehingga membuat ekonomi Amerika mengalami krisis dan berdampak terhadap menurunnya ekspor Indonesia ke negara tersebut.

Untuk melihat pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika yang sesungguhnya dapat dilihat dari kurs riil, karena kurs riil mencerminkan tekanan terhadap nilai rupiah sehingga kurs riil menurun. Untuk melihat lebih detil kurs riil rupiah terhadap dollar Amerika dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gb. 2. Grafik Kurs Riil Rupiah terhadap Dollar Amerika 1996-2001

Grafik 2. Menunjukkan nilai kurs riil rupiah terhadap dollar Amerika. Pada tahun 1995 terlihat bahwa nilai kurs riil masih tinggi yaitu Rp 2000 / $ namun cenderung turun, terutama pada tahun 1998 saat Soeharto turun tanggal 21 Mei 1998.

Bedasarkan kurva kecendrungan (trend) gambar 2. nilai kurs riil mencapai titik minimum terendah selama 34 tahun terakhir pada awal tahun 2001, setelah itu nilai kurs cenderung bergerak naik. Trend ini berarti ada kecendrungan krisis moneter akan berakhir dengan harapan baru, kehidupan yang lebih baik. Untuk melihat hubungan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika (kurs riil) dengan perubahan waktu dapat dibuat regresi sederhana berdasarkan time series sebagai berikut :

ri = a + brI + e

ri = nilai kurs riil rupiah terhadap $

r1 = lamanya waktu gejolak politik (dalam tahun)

b = sensitifitas politik berdasarkan waktu

a = Constanta

e = faktor lain

yaitu : ri = 0,0004 - 6 x 10-6 r1 + e

Pengertian angka ini adalah bahwa antara nilai kurs riil rupiah terhadap lamanya gejolak politik berbanding terbalik atau berbanding negatif, semakin lama gejolak politik berlangsung, nilai kurs riil rupiah terhadap dollar Amerika semakin rendah berarti semakin kurang tingkat kepercayaan masyarakat lokal maupun masyarakat luar negeri terhadap nilai mata uang rupiah, secara umum semakin buruk ekonomi Indonesia di mata investor.

Turunnya nilai kurs riil rupiah dalam kaitan dengan daya saing barang Indonesia di luar negeri adalah baik, menyebabkan barang Indonesia lebih murah dari pada barang sejenis dari negara lain, namun pada situasi ekonomi dunia dalam keadaan krisis seperti tahun 2001 ini turunnya kurs riil berakibat buruk, sebab daya beli masyarakat Internasional menurun.

B. Pergantian Presiden dan Dampaknya terhadap Indeks Harga Saham Pertanian di BEJ (1995 - 2001).

Perekonomian yang maju ditandai pergerakkan harga saham yang baik, secara garis besar dapat dilihat dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), salah satu dari indikator indeks harga saham tersebut adalah indeks harga saham sektor pertanian (IHSP). Jika indeks harga saham naik mencerminkan kegairahan pelaku bisnis dalam berinvestasi, sebaliknya jika indeks harga saham turun menunjukkan turunnya kepercayaan para investor terhadap prospek investasi di Indonesia sekaligus lesunya kegiatan ekonomi.

Gambar 3. menunjukkan bahwa faktor gejolak politik berdampak langsung terhadap ekspektasi para pelaku bisnis dalam pasar bursa. Tahun 1995 sampai tahu 1997 indeks harga saham sektor pertanian cukup stabil sekitar 350, namun gejolak moneter di tingkat regional menyebabkan situasi di pasar modal (BEJ) menjadi panik (panic baying) sehingga investor banyak yang mencari selamat dengan membeli saham yang stabil yaitu saham sektor pertanian, IHSP waktu itu sempat mencapai angka 500 yaitu sutau level yang sangat bagus, kemudian turun ke level 400 saat nilai tukar rupiah sedikit menguat pada awal tahun 1998. Pada pertengahan tahun 1998 saat domosntrasi besar-besaran anti Soeharto terjadi, IHSP kembali naik ke level 500, kemudian turun ke level 450. Pada tanggal 21 Mei 1998 IHSP kembali naik mencapai level 500.

Setelah Prof.Habibie naik menjadi Presiden maka Indeks Harga Saham Pertanian merosot tajam dari 500 ke level dibawah 300. Hal ini disebabkan oleh prediksi para investor bahwa Prof.Habibie lebih cenderung membangun sektor industri dari pada sektor pertanian. Pada masa KH. Abdurrahman wahid IHSP terus cenderung turun sampai pada masa Presiden Megawati IHSP tidak lagi punya prospek sama sekali terutama karena ekonomi Indonesia secara keseluruhan sulit bangkit atau kepercayaan investor asing maupun lokal sudah lemah sekali untuk berbisnis di pasar Bursa Efek Jakarta. Untuk melihat hubungan nilai kurs riil dengan indeks harga saham pertanian di BEJ dapat dilihat pada gambar 4 berikut ini.

Dari Gb. 4 dapat dilihat bahwa semakin kuat nilai tukar rupiah terhadap Dollar Amerika (kurs riil), semakin naik Indeks Harga Saham Pertanian, berarti juga semakin bergairah transaksi di Pasar Modal (BEJ), sebaliknya semakin turun nilai tukar rupiah semakin kurang bergairah pasar modal. Dapat dirumuskan sebagi berikut :

ri = 6,7 x 10-5 + 5 x 10-7 r1 + e

ri = nilai kurs riil rupiah terhadap $

r1 = Harga Saham Pertanian (rupiah per lembar)

b = sensitifitas Harga saham pertanian

a = Constanta

e = faktor lain

Berarti untuk menaikkan nilai kurs riil rupiah terhadap dollar Amerika salah satu caranya adalah membuat iklim investasi di BEJ semakin baik dan bergairah atau manaikkan Indeks Harga Saham Pertanian.

C. Faktor Dominan yang Perlu Diwaspadai Dimasa Datang Berkenaan dengan Politik Regulasi dan Ekonomi.

Setelah melihat masalah ekonomi sangat dipengaruhi oleh faktor politik dan regulasi, maka berikut ini hal-hal yang perlu diwaspadai dimasa datang sebab dapat berpengaruh terhadap gejolak politik regulasi dan gejolak ekonomi yaitu ;

1. Keadaan ekonomi tidak membaik, harga-harga terus naik akan berakibat gejolak sosial, akhirnya berakibat kestabilan politik jadi terganggu. Krisis ekonomi bukan hanya dipengaruhi oleh faktor nasional tapi juga dipengaruhi oleh krisis ekonomi global. Apalagi tim ekonomi Presiden Megawati disebut sebagai tim yang kurang sensitif terhadap golongan miskin.

2. Pemberlakuan UU Otonomi Daerah, akan menimbulkan gejolak tersendiri di beberapa daerah dan perebutan aset negara yang selama ini dikuasai pemerintah pusat, sekarang direbut oleh pemerintah daerah seperti kasus PT. Semen Padang, kasus ekspor pasir timah oleh masyarakat di pulau Buton dan Bangka Belitung yang menyebabkan PT.Timah Tbk terancam bangkrut. Perebutan aset-aset ini bukan hanya terbatas pada masalah ekonomi tapi juga masalah politik serta berpengaruh pada stabilitas investasi pada perusahaan yang bersangkutan.

3. Masalah krusial yang harus diwaspadai adalah menyangkut penegakkan hukum (law enforcement) terutama pada kasus KKN Mantan Presiden Soeharto dan keluarganya sampai kepada para pembantunya di kalangan militer dan Golkar. Penegakkan hukum sangat sulit dilakukan karena lemahnya aparat penegak hukum seperti Kejaksaan maupun kehakiman, banyak keputusan pengadilan yang terkesan “aneh”.

4. Prilaku aparat negara seperti anggota legislatif tingkat pusat maupun daerah yang lebih memperhatikan fasilitas dirinya daripada memperhatikan kepentingan rakyat yang diwakilinya.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari bahasan materi bab-bab terdahulu berikut ini dapat dibuat sautu kesimpulan sebagai berikut :

1. Gejolak politik dan regulasi berdampak langsung terhadap gejolak ekonomi, semakin lama gejolak politik dan regulasi terjadi, semakin lemah kurs riil rupiah terhadap dollar Amerika dan semakin lemah ekonomi Indonesia sehingga semakin banyak masyarakat yang miskin.

2. Gejolak politik dan regulasi dalam jangka pendek di Indonesia berdampak poisitf terhadap indeks harga saham pertanian karena banyaknya investor yang mencari jalan selamat dengan membeli saham-saham yang stabil yaitu di sektor pertanian. Namun dalam jangka panjang karena sektor yang lain mengalami penurunan maka gejolak politik dan regulasi berdampak sangat buruk terhadap saham sektor pertanian di pasar Bursa.

B. Saran

Saran yang dapat dikemukakan dalam makalah ini adalah :

1. Dimasa datang kepada pemerintah dan masyarakat disarankan untuk dapat menjaga gejolak politik dan regulasi agar ekonomi dapat tumbuh dengan baik dan stabil.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Affendy A Wahab, Masyarakat tanpa Negara, LKIS UGM Jogyakarta, 2000

Bacelius Ruru, Makalah Seminar Pemuda Panca Marga, Jakarta 1997.

Budiman Arief . Dr, Kehidupan Politik Indonesia 2002 sebuah ekstrapolasi, Makalah seminart, Jakarta 2001.

----------, Laporan Bulanan Bank Indonesia dari tahun 1995 - 2001, Percetakan Bank Indonesia, Jakarta.

----------, Laporan Tri Wulan Bank Indonesia Vol 1, No.2 April- Juni 2001, Percetakan BI, Jakarta 2001.

Copeland Weston, Financial Management, Ed.8. University of California, Los Angeles, 1992.

Goldfeld M. Stephen & Lester V. Chandler, Ekonomi Uang dan Bank, Ed.9, Bina Aksara, Jakarta 1989.

Husnan Suad, DR, MBA, Dasar-dasar Portofolio dan Analisis Sekuritas. Ed.2. AMP YKPN. Yogyakarta. (1996).

-----------, Risiko dalam Keputusan Investasi, BPFE Yogyakarta, 1984.

Jogiyanto, DR, HM, MBA, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, BPFE, Yogyakarta, 1996.

Kuncoro Mudrajat, Manajemen Keuangan Internasional, BPFE Yogyakarta

Krugman Paul R & Maurice Obstfeld, Ekonomi Internasional teori dan Kebijakan ed. 2 terjemahan Faisal H.Basri, PAU-FE UI & HarperCollins Publisher, 1997.

Mankiw Gregory. N, alih bahasa Iman Nurmawan, SE, Teori Makroekonomi ed. 4. Erlangga Jakarta, 2000.

Muis Abdul, Titian Menuju Demokrasi, Gramedia, Jakarta, 2000

Sharpe F William at all, (terjemahan) Investasi, PT. Perhalindo, Jakarta, 1995.

Shapiro C. Alan, Multinational Financial Management, Ed. 5th, Prentice Hall, Upper Sadle River, New Jersey, United State s of Amarica, 1996.

Sirait Dahlan, Manajemen Keuangan, Intermedia Jakarta, 1995

Soemarsono Drs, S.R, Kamus Keuangan, Rineka Cipta, Jakarta, 1995

Sukirno Sadono, Ilmu Ekonomi Makro, Gramedia Jakarta, 1980.

Sunariyah SE, Msi, Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, UPP. AMP YKPN, Yogyakarta, 1997

Stevens B. Joe, The Economics of Collective Choice, Westview Press, USA, 1993

Usman Marzuki, Manajemen Lembaga Keuangan, Intermedia Jakarta, 1995



1 Wawancara dengan Andi Pratama (Ahli Pasar Modal Wall Street Amerika) 15 Juni 1999

Tidak ada komentar: